Selasa, 22 Januari 2013

Birokrasi

Pengertian Birokrasi
    Birokrasi diartikan dalam 7 pengertian yakni, Organisasi yang rasional, Ketidakefisienan organisasi, Pemerintah oleh para pejabat, Administrasi Negara, Administrasi oleh pejabat, Bentuk organisasi dengan ciri-ciri dan kualitas tertentu seperti hirarki dan peraturan-peraturan, Salah satu ciri yang esensial dari masyarakat modern.    
   Dari berbagai macam pengertian yang sering muncul dalam term birokrasi, dapat disistematiskan dalam tiga kategori, yaitu pertama, birokrasi dalam pengertian yang baik atau rasional (bureau-rationality) seperti terkandung dalam pengertian Hegelian Bureaucracy dan Weberian Bureaucracy;kedua, birokrasi dalam pengetian sebagai salah satu penyakit (bureau pathology) seperti yang diungkapkan oleh karl Marx, laski, Robert michels, donald P. warwick, Michael cocier, fred luthan, dan sebagainya; dan ketiga birokrasi dalam pengertian netral (value-free), artinya tidak terkait dengan pengertian baik atau buruk. Dalam pengertian netral ini birokrasi data diartikan sebagai: keseluruhan pejabat negara dibawah peabat politik, atau keseluruhan pejabat negara pada cabang eksekutif, atau birokrasi bisa juga diartikan sebagai setiap organisasi yang berskala besar(every big organization is bureaucracy).
       Saat ini sukar untuk dibayangkan, tetapi 100 tahun yang lalu kata Birokrasi mempunyai arti sesuatu yang positif. kata itu bermakna suatu metode organisasi yang rasional dan efesien-metode untuk mengantikan pelaksanaan kekuasaan yang sewenang-wenang oleh rejim otoriter.
       Alasan yang jelas bagi kemajuan organisasi yang birokratis selalu berupa keunggulan teknisnya atas bentuk organisasi lain maupun...
      Ketetapan, Kecepatan, kejelasan......... pengurangan friksi dan biaya material maupun personal semua ini ditingkatkan sampai titik optimal dalam pemerintahan yang sangat birokratis. 
       Birokrasi merupakan sistem yang mencoba memahami perilaku-prilaku didalam organisasi bisa tetap rasional sehingga efektif usaha pencapaian tujuan organisasi tersebut. Birokrasi kita adalah birokrasi pancasila.

Keuntungan dan Kelemahan Birokrasi
Keuntungan
- Disiplin merupakan sifat lain yang menonjol dalam birokrasi
- Sistem birokrasi kita mengutamakan perilaku menghargai hasil karya orang lain
- Birokrasi kita tidak bersifat boros dan menjauhi pemerasan terhadap orang lain
- Mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan  dan bergotong royong
-  Aspek-aspek yang sangat kuat kecenderungan. Sentralisasi yang amat kuat merupakan salah satu aspek yang menonjol dalam penampilan birokrasi pemerintah. Hal ini disebabkan karena birokrasi pemerintah bekerja dan berkembang dalam lingkungan budaya yang kondusif terhadap hidup dan berkembangnya nilai-nilai sentralistik tersebut.
- Menilai tinggi keseragaman dalam struktur birokrasi. Keseragaman atau kesamaan bentuk susunan, jumlah unit dan nama tiap unit birokrasi demikian menonjol dalam struktur birokrasi pemerintah. Hal ini tentu saja mempunyai arti tersendiri dalam upaya mencapai efisiensi melalui pembauan struktur.
- Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat

Kelemahan
- Konsep birokrasi tidak akan memuaskan bagi orang yang memandang penggunaan paksaan negara oleh para pejabat sebagai suatu bagian instrinsik dari gagasan birokrasi.
- Pendelegasian wewenang yang kabur. Birokrasi dinegara kita nampaknya pendelegasian wewenang menjadi masalah. Meskipun struktur birokrasi pada umumnya sangat hirarkis, dalam praktek perincian wewenang menurut jenjang sulit dilaksanakan. Wewenang pimpinan menengah seringkali sulit dipraktekan. Dalam kenyatannya, segala keputusan sangat tergantung pada pimpinan tertinggi(puncak) dalam birokrasi. Sementara hubungan antar jenjang dalam birokrasi diwarnai oleh pola hubungan pribadi.
- Kesulitan menyusun uraian tugas dan analisis jabatan. Meskipun perumusan uraian tugas (job description) dalam birokrasi merupakan suatu kebutuhan yang nyata , jarang sekali birokrasi kita memilikinya secara lengkap. Kalaupun ada sering tidak dijalankan secara konsisten. Disamping hambatan y ang berkaitan dengan keterampilan teknis dalam penyusunanna, hambatan yang dirasakan adalah adanya keengganan merumuskannya dengan tuntas. Jika aparat kepegawaiannya merumuskannya sendiri, unit lain mungkin tidak mau melaksanakannya.

Definisi Birokratisme

   Birokratisme adalah sebuah keburukan yang terdefinisi dengan baik, sebuah pelencengan yang buruk dan berbahaya, yang telah dikutuk secara resmi namun tetap tidak menunjukkan tanda-tanda akan melenyap. (Nogi Hessel Tanglilisan. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia)
    Terlebih lagi, cukuplah sulit untuk melenyapkannya dengan satu pukulan! Tetapi bila birokratisme, seperti yang dikatakan oleh resolusi Komite Pusat, mengancam untuk memisahkan partai dari massa dan oleh karenanya melemahkan karakter kelas dari partai, maka perjuangan melawan birokratisme tidak mungkin berasal dari pengaruh-pengaruh non-proletar. Sebaliknya, aspirasi partai untuk menjaga karakter proletarnya niscaya harus melahirkan resistensi terhadap birokratisme. Tentu di bawah kedok resistensi ini, berbagai tendensi yang keliru, tidak sehat, dan berbahaya dapat memanifestasikan diri mereka. Dan mereka tidak dapat diungkapkan tanpa menganalisa dengan metode Marxis isi ideologi mereka. Akan tetapi, mengidentifikasikan resistensi terhadap birokratisme sebagai sebuah kelompok yang menjadi kendaraan untuk pengaruh asing adalah sendirinya menjadi “kendaraan” untuk pengaruh birokratis.
     Pengertian birokratisme mengacu pada sifat keterpakuan pada rutinitas, penolakan terhadap inovasi, keengganan memikul tanggung jawab, kekakuan dalam menerapkan aturan, dan kecenderungan menunda pekerjaan (Dawam Raharjo; Prisma, 1986). Selain sebagai acuan pemahaman, pengertian ini dapat juga dijadikan pegangan dalam evaluasi dan perbaikan.
     Contoh gampangnya, Bila seharusnya di Kantor Desa untuk membuat   KTP adalah 1 Minggu, namun pada kenyataannya ternyata lebih lama,  itu termasuk Birokratisme. Kalau jadi lebih cepat itu juga Birokratisme.

Referensi :
- Martin, albrow , Birokrasi, yogyakarta,  PT. Tiara Wacana Yogya, cetakan pertama, Mei 1989.
- ensiklopedia nasional indonesia. 1989. Jakarta: Cipta Adi Pustaka.
- Priyo Budi Santoso , Birokrasi Pemerintahan Orde baru (Perspektif cultural dan structural) , cetakaan pertama, Juni 1993.
- Miftah, Thoha, Perspektif perilaku birokrasi (dimensi prima ilmu administrasi negara jilid II), jakarta, Rajawali, Cetakan pertama dan Cetakan kedua, 1987 1991.
- Osborne, David, Mewirasusahakan Birokrasi, percetakan PT Teruna Grafica, Cetakan I, Agustus, 1995.