Minggu, 02 Desember 2012

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

DEFINISI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare  atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau  kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. Komunikasi dalam organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.

Berikut ini adalah Definisi serta penjelasan mengenai komunikasi menurut beberapa ahli:

1. Everett M. Rogers, Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.) (Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , 2005, hal 62, Dedy Mulyana)
2. Rogers & D. Lawrence Kincaid, 1981, Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.)
3. Shannon & Weaver, 1949, Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.)
4. David K. Berlo, 1965 Ilmu pengantar komunikasi Komunikasi sebagai instrumen dari interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi setiap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam memciptakan keseimbangan dengan masyarakat. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 3, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.)
5. Harorl D. Lasswell, 1960. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?) (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 19, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.) (Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , 2005, hal 69, Dedy Mulyana)
6. Steven, Komunikasi Juga dapat terjadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi terhadap suatu objek atau stimuli. Apakah itu berasal dari seseorang atau lingkungan sekitarnya. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 19, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.)
7. Raymond S. Ross, Komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator. (Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , 2005, hal 62, Dedy Mulyana)

Pentingnya Komunikasi Dalam Organisasi :
a.  Komunikasi mendatangkan efektifitas yang lebih besar
b.  Komunikasi menempatkan orang-orang pada tempat yang seharusnya.
c. Komunikasi membawa orang-orang untuk terlibat dalam organisasi dan meningkatan motivasi untuk melibatkan kinerja yang baik, dan meningkatkan komitmen terhadap organisasi.
d. Komunikasi menghasilkan hubungan dan pengertian yang lebih baik antara bawahan, kolega, dan orang-orang di dalam organisasi dan di luar organisasi.
e. Komunikasi menolong orang-orang untuk mengerti perlunya perubahan.
f. Komunikasi meminimalkan permasalahan-permasalahan di dalam keorganisasian seperti konflik, stress, demotifasi dan loyalitas.

BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI
    Komunikasi pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam bentuk-bentuk sebagai berikut.
a.   Komunikasi Lisan dan Tertulis
Jenis komunikasi ini paling banyak dipraktekkan sehari-hari khususnya dalam komunikasi antar pribadi. Pemilihan betuk komunikasi lisan atau tertulis dipengaruhi oleh faktor-faktor waktu, kecepatan, biaya, perferensi pribadi, keterampilan individu dalam berkomunikasi, fasilitas yang tersedia untuk berkomunikasi. Komunikasi lisan atau tertulis memiliki keuntungan dan kerugian, seperti kalau tertulis keuntungannya pesan dapat disimpan, tetapi kerugiannya memakan waktu jika dibandingkan dengan komunikasi lisan. 
b.  Komunikasi Verbal dan Non Verbal
Komunikasi verbal yaitu komunikasi melalui kata-kata baik lisan atau tertulis. Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa badan atau tubuh, seperti gerakan tangan, jari, mata, kepala dan lain-lain. Alasan penggunaan jenis komunikasi ini biasanya berkaitan dengan masalah waktu dan situasi saat komunikasi terjadi.
Kesulitan utama dalam komunikasi verbal dengan menggunakan kata-kata adalah karena kita mencoba berbicara tentang dunia yang sangat rumit sedagkan jumlah kata-kata yag digunakan terbatas.
Jenis alat bantu visual kedua dalam komunikasi verbal adalah tulisan atau gambar. Sedangkan dalam komunikasi non verbal, bagian terpenting adalah menyangkut penggunaan bahasa tubuh (body language), yang artinya orang-orag mengkomunikasikan arti kepada orang lain dengan tubuh mereka dalam interaksi antar pribadi. Bahasa tubuh merupakan pelengkap yang penting bagi komunikasi non verbal disemua belahan dunia umumnya. Komunikasi non verbal ini memiliki fungsi tertentu dalam proses komunikasi verbal. Fungsi utama dari komunikasi non verbal adalah ; 
1.  Sebagai pengulangan 
2.  Pelengkap 
3.  Pengganti
4.  Memberi penekanan
5.  Memperdayakan 

  KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Ada tiga hal penting dalam mempelajari komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi :
a.  Informasi yang menjadi sumber komunikasi
b.  Bagaimana proses komunikasi tersebut
c.  Komunikasi antar orang dalam organisasi

Jika ketiga hal tersebut tidak banyak mengalami hambatan maka komunikasi dalam organisasi akan berjalan lebih berhasil sehingga pelaksanaan pencapaian tujuan menjadi lebih baik.
Komunikasi Ke Bawah
Komunikasi ke bawah dalam suatu organisasi berarti ia mengalir dari wewenang yang lebih tinggi ke wewenang yang lebih rendah. Bentuk yang paling umum adalah instruksi, memo resmi, pernyataan tentang kebijakan perusahaan, prosedur, pedoman kerja, dan pengumuman perusahaan.

    Menurut Katz dan Kahn, komunikasi ke bawah mempunyai lima tujuan pokok, yaitu :
1.  Memberi pengarahan atau instruksi kerja
2.  Memberi informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan
3.  Memberi informasi tentang prosedur dan praktek organisasional
4.  Memberi umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan
5.  Meyajikan informasi mengenai aspek idiologi yang dapat membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai. 

Namun di satu sisi, komunikasi ke bawah juga mengandung kelemahan, yaitu kemungkinan terjadinya penyaringan atau sensor informasi penting sebelum disampaikan kepada para bawahan artinya, informasi yang diterima bawahan tidak seperti aslinya. Davis memberikan saran-saran dalam hal itu sebagai berikut :
1. Pimpinan hendaklah sangggup memberikan informasi kepada karyawan apabila dibutuhkan mereka. Jika pimpinan tidak mempunyai informasi yang dibutuhkan mereka dan perlu mengatakan terus terang dan berjanji akan mencarikannya
2.  Pimipinan hendaklah membagi informasi yang dibutuhkan oleh karyawan.
3. Pimpinan mengembangkan suatu perencanaan komunikasi, sehingga karyawan dapat mengetahui informasi yang dapat diharapkannya. 
4.  Berusaha membentuk kepercayaan diantara pengirim dan penerima pesan.

  Komunikasi ke Atas
    Kebutuhan akan komunikasi ke bawah sama banyaknya dengan jumlah komunikasi ke atas. Alat komunikasi ke atas yang sering digunakan secara luas terdiri dari kotak saran, rapat kelompok, laporan kepada penyelia, dan prosedur permohonan atau keluhan. Bentuk komunikasi ini biasanya tersendat-sendat dan tersaring. Setiap jenjang pimpinan enggan meneruskan masalah ke atas karea hal itu dapat dipadang sebagai pengakun kegagalan. Para pegawai biasanya cenderung hanya memberitahu atasan tentang hal-hal yang menurut mereka ingin didengar atasan. Jadi, setiap bawahan memiliki alasa untuk memilih, menafsirkan dan berbagai tindakan penyaringan informasi lainnya.

  Komunikasi Horisontal
    Tersedianya arus komunikasi horisontal sering kali dilupakan dalam sebuah desian organisasi. Komunikasi horisontal sangat penting bagi koordinasi dan integrasi dari beraneka ragam fungsi keorganisasian. Komunikasi dari teman sejawat ke teman sejawat sering kali diperlukan untuk mengadakan koordinasi dan dapat juga memberikan kepuasan terhadap kebutuhan sosial.

  Komuniksasi Diagonal
    Jenis komunikasi ini jarang sekali dipergunakan, namun komunikasi diagonal adalah penting dalam penting dalam keadaan dimana para anggota tidak dapat berkomunikasi secara efektif lewat jalur lain. Sebagian mungkin melibatkan tenaga penjualan yang mengirim laporan khusus langsung kepada pengawas keuanganan, dan tidak melewati jalur tradisional dalam departemen pemasaran. 

Sumber : Pace, Wayne R., KOMUNIKASI ORGANISASI, Bandung : Remaja Rosdakarya Offset, 2001.

Selasa, 30 Oktober 2012

Macam Dan Tipe Organisasi

Macam Macam Organisasi
Macam Organisasi di bagi menjadi 3 bagian yakni Organisasi Niaga, Organisasi Sosial, dan Organisasi Regional & International. 
  
1. Organisasi Niaga
    Organisasi niaga adalah organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan.
Macam-macam Organisasi Niaga adalah :
a.    Perseroan Terbatas (PT)
b.    Perseroan Komanditer (CV)
c.    Firma (FA)
d.    Koperasi
e.    Join Ventura
f.     Trus
g.    Kontel
h.    Holding Company

2. Organisasi Sosial
    Organisasi Sosial adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat.
Jalur pembentukan organisasi Kemasyarakatan :
  • Jalur Keagamaan
  • Jalur Profesi
  • Jalur Kepemudaan
  • Jalur Kemahasiswaan
  • Jalur Kepartaian & Kekaryaan
3. Organisasi Regional & International 
  • Organisasi Regional : Organisasi yang luas wilayahnya meliputi beberapa negara tertentu saja.
  • Organisasi International : Organisasi yang anggota-anggotanya meliputi negara di dunia.
  TIPE-TIPE ORGANISASI
Dengan tipe-tipe organisasi dalam uraian ini dimaksudkan macam-macam organisasi didasarkan atas tinjauan dari segi wewenang, tanggung jawab, dan hubungan kerja dalam organisasi yang bersangkutan. Dari segi tersebut pada dewasa ini lazim dikenal adanya empat bentuk organisasi, yaitu:
1.     Organisasi Garis (Line Organization)
2.     Organisasi Garis dan Staf (Line and Staff Organization)
3.     Organisasi Fungsional (Functional Organization)
4.     Organisasi Panitia (Commit Organization)

1)  Organisasi Garis
Organisasi Garis adalah tipe organisasi yang tertua dan paling sederhana. Dalam organisasi garis, tugas-tugas perencanaan, pengendalian dan pengawasan berada satu tangan garis kewenangan (line authority) langsung dari pimpinan kepada bawahan.
Secara skematik organisasi garis dapat digambarkan sebagai berikut: 





 Gambar 1 : Organisasi Garis

Ciri-ciri organisasi garis adalah:
  •  Tujuan organisasi masih sederhana
  • Organisasinya kecil
  • Jumlah karyawannya sedikit
  • Pemimpin dan semua karyawan saling mengenal dan dapat berhubungan setiap hari kerja
  • Hubungan antara pimpinan dan karyawan bersifat langsung
  • Tingkat spesialisasi begitu juga alat-alat yang diperlukan tidak begitu tinggi dan tidak beraneka ragam
2)  Organisasi Garis dan Staf

Tipe organisasi garis dan staf pada umumnya digunakan untuk organsasi yang besar. Daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit.

Ciri-ciri organisasi garis dan staf adalah:
  • Organisasinya besar dan bersifat kompleks
  • Jumlah karyawan banyak
  • Daerah kerjanya luas
  • Hubungan kerja yang bersifat langsung tidak mungkin lagi
  • Pimpinan begitu pula sesama karyawan tidak lagi semuanya saling mengenal
  • Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara maksimal
  • Terdapat tiga komponen utama yaitu:
  1. Pimpinan : yang mengendalikan dan bertanggung jawab atas kelancaran organisasi dalam arti menentukan tujuan, menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan.
  2. Pembantu pimpinan atau staf : yaitu yang membantu pimpinan dalam perencanaan dan pengendalian. Pada organisasi garis dan staf yang besar, staf terdiri dari dua kelompok, yaitu:
  3. Staf koordinasi atau biasa disebut "staf umum", yaitu kelompok staf yang membantu pemimpin dalam perencanaan dan pengawasan serta setiap saat memberikan nasihat-nasihat kepada pemimpin, diminta atau tidak diminta.
    • Staf koordinasi atau biasa disebut "staf umum", yaitu kelompok staf yang membantu pemimpin dalam perencanaan dan pengawasan serta setiap saat memberikan nasihat-nasihat kepada pemimpin, diminta atau tidak diminta.
    • Staf teknik atau biasa juga disebut "staf khusus", yaitu kelompok staf memberikan pelayanan atau jasa-jasa kepada komponen pelaksana untuk pelaksanaan tugasnya.
  4. Pelaksana : yaitu komponen organisasi yang melaksanakan tugas-tugas yang telah ditentukan dari atas.
Dalam organisasi garis dan staf, secara formal yang berhak memberikan perintah hanyalah pemimpin, sedangkan staf hanyalah sebagai pembantu pimpinan dengan tugas perencanaan, memberikan nasihat, dan lain-lain yang serupa dengan itu. Tetapi dalam organisasi yang besar yang mempunyai ruang lingkup tugas yang luas, beraneka ragam, dan kompleks, tidak mungkin lagi bagi seorang pemimpin mendelegasikan beberapa wewenangnya kepada staf sesuai dengan bidang masing-masing. Dalam hal demikian staf menandatangani keputusan, perintah, instruksi, dan lain-lain atas nama pimpinan.

Lazimnya dalam organisasi garis dan staf yang besar, staf umumnya memberikan nasihat kepada para pelaksana dan melakukan pengawasan staf, sedangkan staf khusus memberikan petunjuk-petunjuk teknik menurut bidangnya masing-masing.

Secara skematik, organisasi garis dan staf dapat digambarkan sebagai berikut.



 Gambar 2 : Organisasi Garis dan Staf

3)  Organisasi Fungsional

Pada umumnya yang dimaksud dengan organisasi fungsional adalah yang disusun berdasarkan sifat dan macam-macam fungsi yang harus dilaksanakan.

Ciri-ciri organisasi fungsional antara lain adalah:
  • Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
  • Dalam melaksanakan tugas tidak banyak memerlukan koordinasi terutama pada tingkat pelaksanaan bawahan karena bidang tugasnya sudah tegas dan jelas digariskan. Dalam organisasi fungsional, koordinasi dititikberatkan pada eselon atasan
  • Pembagian unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi tugas
  • Para direktur mempunyai wewenang komando terhadap unit-unit yang berada dibawahnya atas namanya sendiri, tidak perlu atas nama direktur utama
Organisasi fungsional pada umumnya digunakan dalam perusahaan-perusahaan yang pembidang tugasnya dapat digriskan secara tegas, umpamanya unit produksi, unit pemasaran, unit keuangan, dan lain-lain yang walaupun saling bersangkut-paut namun bidang kegiatannya jelas berbeda.

Secara skematik gambar organisasi fungsional adalah sebagai berikut:

4) Organisasi Panitia

Tipe organisasi panitia pada umumnya dibentuk dalam waktu yang terbatas untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu,

Ciri-ciri organisasi panitia antara lain adalah:
  • Tugasnya tertentu dan jangka waktu berlakunya terbatas
  • Seluruh unsur pimpinan duduk dalam panitia baik sebagai ketua maupun sebagai anggota
  • Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif, oleh sebab itu tanggung jawabpun secara kolektif pula
  • Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggung jawab yang pada umumnya sama
  • Para pelaksana dikelompokkan menurut bidang dan tugas tertentun yang harus dilaksanakan dalam bentuk tugas (task force)
Sumber :
  • Hardjito, Dydiet. Msc. Teori Organisasi Dan Teknik Pengorganisasian. PT RajaGranfindo Persada. Jakarta, 1997.
  • Sukanto R & T. Hani Handoko. Organisasi Perusahaan. PBFE, Yogyakarta. 2000. 
  • Widyatmini & Izzati A. Pengantar Organisasi dan Metode, Gunadarma, Jakarta, 1995.
  • Wursanto, Ig. 2005, Dasar-dasar Ilmu Organisasi, ANDI, Yogyakarta, 2005.

Rabu, 10 Oktober 2012

TUGAS Struktur & Organisasi Data 1


Nama : Nurma Yulia Cahyani
NPM  : 15111366
Kelas: 2KA04



coding:


uses crt;
const
garis='--------------------------------------';
var

NPM       :array[1..100]of string[10];
Nama      :array[1..100]of string[15];
Kelas     :array [1..100]of string[5];

a,b,baris,bagian,tempatnya_min,pilihan: Integer;
min,temp:string;
label Menu;
label exit;
begin
clrscr;
write('Berapa data yang mau diisi?');
readln(a);
for b:= 1 to a do
begin
clrscr;
gotoxy(30,4);write('DATA KE-',b:2);
gotoxy(10,7);write('NPM  :') ; readln(NPM[b]);
gotoxy(10,8);write('NAMA :'); readln(NAMA[b]);
gotoxy(10,9);write('KELAS:'); readln(KELAS[b]);
end;
menu:
clrscr;
writeln('Masukan Pilihan Anda :');
writeln('1.Urutkan Berdasarkan Kelas');
writeln('2.Urutkan Berdasarkan Nama');
writeln('3.Exit');
write ('Pilih Pilihan Anda :');readln(pilihan);
case pilihan of

1:for bagian := 1 to a do
begin
min:= kelas[bagian];
for b:= bagian to a do
begin
if (kelas[b] <= min) then
begin
min:= kelas[b];
tempatnya_min:= b;
end;
end;
temp := kelas[bagian];
kelas[bagian]:=kelas[tempatnya_min];
kelas[tempatnya_min]:=temp;
temp:= nama[bagian];
nama[bagian]:=nama[tempatnya_min];
nama[tempatnya_min]:=temp;
temp :=npm[bagian];
npm[bagian]:= npm[tempatnya_min];
npm[tempatnya_min]:= temp;
end;

2:for bagian := 1 to a do
begin
min := nama [bagian];
for b:= bagian to a do
begin
if (nama[b] <=min)then
begin
min:= nama[b];
tempatnya_min:= b;
end;
end;
temp:=kelas[bagian];
kelas[bagian] :=kelas[tempatnya_min];
kelas[tempatnya_min]:=temp;
temp:=nama[bagian];
nama[bagian]:=nama[tempatnya_min];
nama[tempatnya_min]:=temp;
temp:=npm[bagian];
npm[bagian]:=npm[tempatnya_min];
npm[tempatnya_min]:=temp;
end;

3: GOTO EXIT;
end;
clrscr;
gotoxy(15,3);write('DATA MAHASISWA');
gotoxy(7,4);write(garis);
gotoxy(7,5);write('No');
gotoxy(10,5);write ('NPM');
gotoxy(25,5);write('Nama');
gotoxy(40,5);write('Kelas');
gotoxy(51,5);write ('Paraf');
gotoxy(7,6);write(garis);

baris:=7;
for b:=1 TO a DO
begin

gotoxy(6,baris);writeln(b:2);
gotoxy(10,baris);writeln(npm[b]);
gotoxy(25,baris);writeln(nama[b]);
gotoxy(40,baris);writeln (kelas[b]);
gotoxy(51,baris);writeln(b,'............');
baris:=baris + 1;
end;
gotoxy(7,baris+1);writeln(garis);
readln;
goto menu;
exit:
end.

BERDASARKAN NAMA


BERDASARKAN KELAS

Senin, 01 Oktober 2012

TEORI ORGANISASI

 “Organisasi” sebenarnya berasal dari bahasa Yunani, “organon” atau dalam bahasa Latin, disebut “organum” yang artinya “alat, bagian, atau anggota badan". Organisasi juga bisa dikatakan sekumpulan, individu,  kelompok yang bersama-sama mempunyai tujuan, visi & misi tertentu untuk menampung / menyalurkan pikiran atau pendapat yang tidak sama (dengan kata lain berbeda). Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Ciri-ciri organisasi yaitu :
a.   Adanya komponen ( atasan dan bawahan)
b.   Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)
c.   Adanya tujuan
d.   Adanya sasaran
e.   Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
f.    Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas

Perkembangan teori organisasi di bagi menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Teori Organisasi Klasik disebut dengan teori tradisional berisi konsep-konsep organisasi dalam kerangka waktu 1900-1930. Teori klasik mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerjasama.
2.   Teori Neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori ini merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada  “pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”.
3.  Teori Modern disebut dengan teori “Analiasa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan neokalsi. 

Manusia merupakan mahluk social yang cinderung untuk hidup bermasyarakat dalam mengatur dan mengorganisasi kegiatannya untuk mencapai suatu tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang mendasari manusia untuk hidup dalam berorganisasi.
Dilingkungan masyarakat, RW, RT, sekolah, kampus pasti akan ada yang namanya organisasi, dengan adanya organisasi pasti akan ada yang mengatur, jangankan dihal tersebut didalam suatu keluarga juga ada yang namanya system organisasi, dimana dalam suatu keluarga tersebut ada yang mengatur kebutuhan keluarganya agar tidak berantakan.
Contohnya diKampus adanya suatu organisasi atau sekelompok orang yang menyalurkan pikiran, menyampaikan pendapat dan bekerjasama karna kemampuan manusia terbatas tanpa adanya kerjasama maka tidak akan maksimal dalam mencapai tujuan tersebut.

Sumberhttp://s_tiwi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/
http://evulee.wordpress.com/2010/10/12/teori-organisasi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi