Banjir yang terjadi di Kota
Jakarta sudah menjadi hal yang biasa, karena Kota ini setiap tahunnya mengalami
banjir. Banjir di Jakarta sudah terjadi sejak jaman Belanda. Banjir besar
pertama kali mereka rasakan di tahun 1621, diikuti tahun 1654 dan 1876. Dan disaat
itulah Belanda sulit menangani masalah banjir yang terjadi di Batavia ini. Sering
terjadinya banjir membuat Pemerintah Belanda mencari cara untuk mengatasi
masalah ini dalam mengelola air secara
serius. Karena masalah banjir ini semakin komplek hingga akhirnya memaksa Pemerintahan Kolonial membangun Banjir Kanal Barat (BKB) pada tahun
1922. Meski sudah dibangun BKB, bukan berarti persoalan banjir di Jakarta bisa
langsung diselesaikan.
Jakarta merupakan daerah hilir
bagi beberapa sungai besar seperti sungai Ciliwung yang daerah hulunya berada di
wilayah Bogor yang merupakan daerah Provinsi Jawa Barat. Daerah Bogor sendiri
seperti kita tahu merupakan daerah dengan curah hujan cukup tinggi.
Daerah bogor yang setiap harinya
hujan bisa berdampak pada Kota Jakarta, karena air hujan ini mengalir di sungai
Ciliwung dan akhirnya sampai di Kota Jakarta, jika Kota Bogor masih terus hujan
maka akan menyebabkan Kota Jakarta ini banjir. Jika kita lihat, Kota Jakarta
ini sudah jarang terlihat pepohonan hjiau, yang berfungsi untuk menyerap air.
Bagaimana kota Jakarta tidak banjir, jika penyerap airnyapun jarang sekali yang
ada hanya Gedung-gedung tinggi dan kokoh saja. Bukan hanya itu, warga sekitar
sungai juga masih banyak yang membuang sampah sembarangan kesadaran merekapun
masih sangat kurang. Jika mereka punya pikiran mungkin mereka tidak akan
membuang sampah kesungai. Ini sebabnya Jakarta banjir dan merugikan mereka. Lalu
yang disalahkan siapa? Pemerintahnya? Seharusnya yang bertanggung jawab atas
masalah ini bukan hanya Pemerintahnya saja tetapi masyarakat sekitar membantu
program Pemerintah dalam mengatasi banjir. Masyaraktpun harusnya berhenti untuk
membuang sampah kesungai.
Menurut data dari Badan
Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) DKI Jakarta, titik banjir di Jakarta
awalnya ada 75 titik, kemudian pada era Pemerintahan Gubernur Fauzi Bowo titik
banjir berkurang menjadi 62 titik. Pada saat itu banjir yang terjadi dijakarta
sangat tinggi.
Tetapi, selama Pemerintahan
Jokowi banjir yang dialami Kota Jakarta sudah mulai berkurang. Berbeda pada
saat era Pemerintahan Gubernur Fauzi Bowo titik banjir yang terjadi di Jakarta yang berkurang hanya sedikit. Sedangkan, Pada saat Pemerintahan Jokowi Menurut Kepala
Badan Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD )
DKI Jakarta Danang Susanto titik banjir berkurang menjadi 35 titik di era
kepemimpinan Jokowi.
Pada saat itu Bapak Jokowi turun
langsung kelapangan, berbeda saat era Pemerintahan Gubernur Fauzi Bowo. Karena pada saat Pemerintahan Jokowi sudah membuat
waduk-waduk besar, melebarkan sungai, membuat sodetan air, pembuatan sumur resapan, pembuatan terowongan multi guna, pendayagunaan pompa-pompa air.
Jadi, kesimpulannya bukan hanya
tahun-tahun ini saja Jakarta mengalami banjir, tetapi dari jaman Belanda Kota Jakarta
ini sudah mengalami banjir yang cukup besar. Maka dari itu, Masyarakat
seharusnya bisa lebih bersabar dan membantu pemerintah dalam program mengatasi
masalah banjir dengan cara tidak membuang sampah kesungai sehingga program
tersebut berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan kita “JAKARTA
TERBEBAS DARI BANJIR”. Karena menyelesaikan semua ini tidak semudah kita dalam
membalikan telapak tangan. Kinerja jokowi-ahok sudah banyak peningkatan saat
ini, seharusnya kita mendukung dan mempercainya bukan malah menghujatnya.
Peta Sebaran Banjir Bulan Januari 2013(1)
Peta Sebaran Banjir Bulan Januari 2013(1)
Peta Sebaran Banjir Bulan Januari 2014 (2)
referensi:
http://fitriwardhono.wordpress.com/2012/04/06/sejarah-banjir-di-jakarta/
http://fitriwardhono.wordpress.com/2012/04/06/sejarah-banjir-di-jakarta/
http://m.tribunnews.com/metropolitan/2014/01/14/data-bnpb-dki-era-jokowi-35-titik-banjir-era-foke-62
http://jakarta.kompasiana.com/fasilitas-umum/2014/01/14/menyandingkan-banjir-jakarta-di-januari-2013-dengan-januari-2014-626447.html
http://jakarta.kompasiana.com/fasilitas-umum/2014/01/14/menyandingkan-banjir-jakarta-di-januari-2013-dengan-januari-2014-626447.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar